Kepala Pekon Sukaraja ,di Duga Melecehkan Media Onleni.
Tanggamus — Suara-Libra.com Dugaan pelecehan terhadap media Online, yang dilontarkan Kepala Pekon Sukaraja Kecamatan Semaka, menuai tangapan dan kecaman dari beberapa Organisasi Media di-Tanggamus.
Ketua DPD Komite Wartawan Indonesia (KWI) Tanggamus, Parta Irawan, Beserta Hasbuna Ketua DPC LSM Libra,dan Indral Haki Ketua LSM Gempar Nusantara, DPC Tanggamus, sangat menyesalkan sekali tindakan konyol oknum kepala pekon sukaraja tersebut.
Menurutnya, parta kebebasan pers adalah hak konstitusional, karena secara konseptual kebebasan pers akan memunculkan pemerintahan (pekon) yang cerdas, bijaksana dan bersih, karenanya dia sangat menyesalkan ucapan yang diduga pelecehan terhadap media online.
“Saya berharap supaya kepala pekon yang bersangkuatan, memberikan klarifikasi dan meminta maaf, kata ketua KWI.
Kecaman yang sama disampaikan, Sekjen PWRI Tanggamus, Junaidi, dia lebih menekankan oknum kepala pekon tersebut, harus meminta maaf kepada media khusunya online yang sempat ia lecehkan.
Tegas dikatakan, kepala pekon tersebut harus membuat surat pernyataan permohonan maaf, dan dipublikasikan dimedia seindonesia, demikian harapnya.
Kecaman keras juga diungkapkan, Ketua Pengurus Daerah IWO Tanggamus, Odo Kuswantoro, sebagaimana disampaikan kepada kantor berita, via pesan whatsaap, Sabtu malam (30/5)
Dia mengatakan, seiring berkembangnya dunia digitalisasi saat ini, media online merupakan alat komunikasi dan informasi yang dibutuhkan masyarakat, dengan berevolusinya Industri 4.1, maka akan berpanguruh pula pada perkembangan informasi publik, jelasnya.iwo
“Seharusnya Boymin, oknum kepala pekon yang melecehkan media online tersebut, harus sadar jika saat ini sudah zaman revolusi industri 4.0, dimana masyarakat lebih banyak mendapatkan informasi dari smartphone yang mereka pakai saat ini, katanya.
Ditambahkannya, jika Boymin Kepala Pekon Sukaraja itu melecehkan dan menganggap sepele Media online, justru saya khawatir, jangan-jangan yang bersangkutan tidak kenal dengan dunia digital, atau bisa dibilang Gaptek (Gagap Teknologi).
Ia mengatakan, jika benar demikian, saya berharap yang bersangkutan mundur saja lah dari kepala pekon, karena tidak tertutup kemungkinan pekon yang dipimpinnya akan tertinggal.
Bagai mana pekonnya bisa maju, kalau pemimpinnya saja kurang peka dengan dunia informasi digital, ucapnya.
Dia berharap kedepannya tidak ada lagi pejabat, atau tokoh masyarakat Tanggamus, yang menyepelekan media online dan wartawannya. Karena menurut dia semua sudah ada tugas pokok dan fungsinya masing masing.
Intinya kalau tidak sanggup berkomunikasi dan memberikan informasi sebagai pejabat publik, lebih baik mundur saja, daripada jadi bahan olok olokan masyarakat dan publik, tutupnya.(pimred suara-libra).